Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

STEREOKIMIA (PEMBAHASAN 2)

A.    KONFIGURASI MUTLAK DAN RELATIF 1.      Konfigurasi Mutlak konfigurasi mutlak Molekul kiral adalah molekul yang tidak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya. Susunan keruangan keempat gugus yang terikat pada pusat kiral disebut konfigurasi mutlak yang dinyatakan dengan konfigurasi R/S. penentuan konfigurasi R/S molekul kiral pada umumnya didasarkan sistem prioritas yang dikembangkan oleh Chan-Ingold-Prelog. Penentuan dengan metode ini memerlukan daya nalar keruangan atau gugus-gugus disekitar pusat kiral yang dinyatakan dalam struktur tiga dimensi. Pada penentuan konfigurasi R/S dengan kaidah tangan kanan merupakan penentuan konfigurasu R/S yang merupakan metode yang dikembangkan oleh Chan-Ingold-Prelog. Disamping itu, ada metode penentuan konfigurasi R/S dengan aturan perkalian. Metode yang ini tidak menentukan daya nalar keruangan.  Contoh konfigurasi mutlak/absolute: 1.      (2R,3S)-2,3 dibromo pentane dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentane 2.      (2R,3S)-2,3 dibromo pentane

ISOMER HEKSANA DAN SIKLOHEKSANA

Gambar
A. Heksana Isomer Heksana 1. 2 metil pentana (isoheksana) 2. 3 metil pentana 3. 2,3 dimetil butana (neoheksana) 4. 2,2 dimetil butana B. Sikloheksana Isomer Sikloheksana 1. Metil siklopentana 2. Etil siklobutana 3. 1,2 dimetil siklobutana 4. 1,3 dimetil siklobutana 5. Propil siklopropana 6. Isopropil siklopropana 7. Etil, metil siklopropana 8. Trimetil siklopentana 9. Dan semua isomer alkena dengan jumlah C=6

STEREOKIMIA

Gambar
STEREOKIMIA           Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, artinya bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul diatur dalam ruang satu terhadap ruang yang lainnya. Stereokimia berkaitan dengan bagaimana penataan atom-atom dalam sebuah molekul dalam ruang tiga dimensi. Tiga Aspek stereokimia: 1.Konformasi molekul: Berkaitan dengan bentuk molekul dan bagaimana bentuk molekul itu diubah akibat adanya putaran bebas disepanjang ikatan C-C tunggal. 2.Konfigurasi berkaitan dengan Kiralitas molekul: Bagaimana penataan atom-atom disekitar atom karbon yang mengakibatkan terjadinya isomer. 3.Isomer Geometrik : Terjadi karena ketegaran (rigit) dalam molekul yang mengakibatkan adanya isomer . Hidrokarbon 1. Hidrokarbon jenuh CH3-CH3                                                     Etana                                                                     sikloheksana (alkana)                                                                     (s

ISOMER STRUKTUR SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR

Gambar
SISTIM NOMENKLATUR Dalam kimia organik, jumlah prefiks , sufiks dan parent yang digunakan untuk menggambarkan jenis dan posisi kelompok fungsional di kompleks.Langkah-langkah untuk penamaan senyawa organik adalah: 1. Identifikasi rantai induk hidrokarbon. Rantai ini harus mematuhi aturan berikut, dalam urutan prioritas: a. Ini harus memiliki jumlah maksimum substituen dari kelompok fungsional akhiran. Dengan akhiran, itu berarti bahwa kelompok fungsional orangtua harus memiliki akhiran, seperti substituen halogen. Jika lebih dari satu kelompok fungsional hadir, satu dengan hak tertinggi harus digunakan. b. Ini harus memiliki jumlah maksimum beberapa obligasi c. Ini harus memiliki jumlah maksimum ikatan tunggal. d. Ini harus memiliki panjang maksimum. 2. Identifikasi induk kelompok fungsional , jika ada, dengan urutan tertinggi didahulukan. 3. Identifikasi sisi-rantai. Adalah rantai karbon yang tidak dalam rantai induk, tetapi bercabang dari itu. 4. Identifikasi kelo

KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK

Gambar
A.SENYAWA RANTAI TERBUKA Pada senyawa ini, gugus-gugus yang terikat pada ikatana sigma dapat berotasi mengikuti ikatan tersebut. Sehingga, atom-atom tersebut pada molekul rantai terbuka dapat diasumsikan berbagai macam posisi secara relatip gugus yang satu terhadap yang lain. misalnya saja, senyawa sederhana etena, dapat memiliki banyak isomer koformasi. Dimana, isomer konformasi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul, rumus bangun, sifat kimia dan sifat fisika yang sama tetapi berbeda posisi gugusnya secara ruang akibat rotasi bebas melalui ikatan tunggal. Untuk menggambarkan konformasi dapat digunakan dua tipe formula yaitu flying wedge drawing dan proyeksi newman. - Proyeksi Newman Alkana Ikatan tunggal pada alkana dapat berotasi secara bebas karena rantainya terbuka. Rotasi ini akan menimbulkan adanya bentuk molekul yang disebut konformasi dan struktur yang timbul karena rotasi ini disebut conformer. Pada proyeksi Newman digambarkan dua atom C horizontal misalka

HIBRIDISASI

Gambar
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik.      Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul.      Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana. Pembentukan ikatan dalam senyawa harus sesuai dengan aturan hibridisasi yaitu : Orbi

TUGAS TERSTRUKTUR Tatap Muka Ke-3 dan Ke-4

1. Menurut Louis de Broglie bahwa elektron mempunyai sifat gelombang sekaligus juga partikel. Jelaskan keterkaitannya dengan teori mekanika kuantum  dan Teori Orbital Molekul. Eksperimen dari Louis deBroglie merupakan eksperimen lajutan dari pencampuran teori kuantum Max Planck dan Einstein. Louis deBroglie meneliti sifat dualisme gelombang dan partikel, yakni keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Louis deBroglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam suasana tertentu yang terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk partikel pada suatu waktu sehingga untuk menghitung panjang gelombang satu partikel diperoleh: Louis deBroglie : λ = h/m.v Dengan:  λ  : panjang gelombang (m) m : massa partikel (kg) v : kecepatan partikel (m/s) h : tetapan Planck 6,62 x 10-34 joule s Hipotesis deBroglie terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron. Elektron mempunyai sifat difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari dual