STEREOKIMIA (PEMBAHASAN 2)


A.    KONFIGURASI MUTLAK DAN RELATIF
1.      Konfigurasi Mutlak
konfigurasi mutlak Molekul kiral adalah molekul yang tidak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya. Susunan keruangan keempat gugus yang terikat pada pusat kiral disebut konfigurasi mutlak yang dinyatakan dengan konfigurasi R/S. penentuan konfigurasi R/S molekul kiral pada umumnya didasarkan sistem prioritas yang dikembangkan oleh Chan-Ingold-Prelog. Penentuan dengan metode ini memerlukan daya nalar keruangan atau gugus-gugus disekitar pusat kiral yang dinyatakan dalam struktur tiga dimensi. Pada penentuan konfigurasi R/S dengan kaidah tangan kanan merupakan penentuan konfigurasu R/S yang merupakan metode yang dikembangkan oleh Chan-Ingold-Prelog. Disamping itu, ada metode penentuan konfigurasi R/S dengan aturan perkalian. Metode yang ini tidak menentukan daya nalar keruangan.
 Contoh konfigurasi mutlak/absolute:
1.      (2R,3S)-2,3 dibromo pentane dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentane
2.      (2R,3S)-2,3 dibromo pentane dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentane

Jika di antara sepasang stereoisomer tidak  ada atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah enantomer. Seperti yang terlihat pada contoh pertama. Sedangkan, jika di antara sepasang stereoisomer terdapat minimal satu atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah diastereoisomer. Seperti yang terlihat pada contoh yang kedua.          
Untuk mengatasi hal tersebut tiga orang ahli kimia yaitu Chan (berasal dari Inggris), Ingold (berrsal dari Swiss, dan Prelog (yang berasal dari swiss), mereka mengusulkan cara konfigurasi atom karbon stereogenik baru yang didasarkan atas aturan pronitas (priority rule) atau aturan urutan (sequence rule). Aturan tersebut menyatakan bahwa atom-atom utama dan keempat gugus yang terikat langsung dengan atom karbon pusat steeogenik diurutkan atau diprioritaskan berdasarkan atas nomor atomnya. Atom yang terikat langsung dengan atom karbon stereogenik diberi prioritas sebagai yang besar (large=L), berikutnya atom yang lebih rendah nomor atomnya dari pada L diberi prioritas sebagai menengah.
           Penetapan konfigurasi sistem (R) atau (S)
a. Bayangkan molekul dalam bentuk 3D, putar molekul hingga gugus berprioritas rendah berada di    belakang
b. Gambar panah dari gugus berprioritas paling tinggi kerendah.
c. Bila arah searah jarum jam = R sedangkan berlawanan jarum jam = S
     Adapun sifat enansiomer adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai titk didih, titik leleh dan berta jenis yang sama
2. Indeks biasnya sama
3. Arah rotasi pada polimeterr berbeda
4. Interaksi dengan molekul kiral lain berbeda, seperti; enzim, teste buds, dan scent
Optis aktif
1. Rotasi cahaya terpolarisasi bidang
2. Enansiomer memutar cahaya kea rah yang berlawanan, dengan sudut tertentu.
3. Konfigurasi Relatife
Konfigurasi relative yaitu cara pennetuan didasarkan dengan membandingkan penataan atom-atom dalam  ruang dari suautu senyawa dengan senyawa analog lainnya. Misalnya, untuk golongan asam amino, senyawa pembandingnya adalah D-alanina (dengan NH2 di sebelah kanan) dan L-alanina (dengan NH2 di sebelah kiri).
Pada dasarnya D singkatan dari dextro, dan baha latinnya dexter yang berarti kananm sedangkan L singkatan dari levo dan bahasa latinnya Laevus yang berarti kiri. Konfigurasi absolute secara terbatas hanya berlaku pada senyawa-senyawa dan golongan karbohidrat dan asam amino  saja. sementara itu, senyawa organic terdiri dari banyak golongan senyawa yang tidak hanya mengandung gugus hidroksi dan gugus amino, tetapi juga gugus yang lainnya. Dengan menggunakan Proyeksi Fischer sistem penggambaran konfigurasi gugus disekitar pusat kiral yang berbeda (susunan ruang atom atau gugus yang menempel pada karbon kiral, yaitu konvensi D dan L.


Pada proyeksi Fischer mencakup beberapa hal, diantaranya:
a. Gambar datar yang menunjukkan molekul 3D
b. Karbon kiral berada di perpotongan garis horizontal dan vertical
c. Garis horizontal menunjukkan ikatan yang berbeda di belakang kertas menjauhi pengamat.
 Adapun aturan Fischer adalah sebagai berikut:
a.      Cabang karbon berada pada garis vertical
b.      Karbon teroksidasi tertinggi berada di palin atas
c.       Rotasi sebesar 1800 pada bidang datar tidak mengubah molekul
d.      Jangan memutar 900
Bayangan cermin Fischer memiliki cirri-ciri yaitu; mudah digambar, mudah menemukan enansiomer, dan mudah menenmukan bayangan cermin dalam bidang.
Ada dua cara menentukan bentuk tetrahedral, yaitu dengan tiga dimensi (cara perspektif), dengan dalam rumus dua dimensi (cara proyeksi). Rumus-rumus proyeksi memperlihatkan hanya dua dimensi, dimensi lain dibayangkan tegak lurus bidang kertas. Proyeksi yang luas digunakan karena kesederhanaannya adalah proyeksi Fischer.

Polarimetri
1. Menggunakan cahaya monokromatik, biasanya natrium D
2. Saringan polarisasi yang dapat dipindahkan untuk mengukur sudut
3. Searah jarum jam: dextorotatory (d) atau (+), sedangkann yang berlawanan jarum jam:     levorotatory (l) atu (-), dimana dalam hal ini tidak berhubungan dengan R maupun dengan S.

B. PEMISAHAN CAMPURAN RESENIK
     Proses pemisahan campuran resemik menjadi entatiomernya dinamakan resolusi. Karena entatiomer memiliki sifat akiral yang identik, kita memisahkan dengan cara mengonversinya menjadi  diastereomer, pisahkan diastereomer, dan kemudia merekonversi diastereomer yang sekarang telah terpisah menjadi enantiomernya kembali.

     Untuk memisahkan dua enantiomer, pertama-tama kita reaksikan dengan reagen kiral. Produknya kan berupa sepasang diastereomer. Diastereomer ini diketahui berbeda dalam semua jenis dan sifatnya dan dapat dipisahkan melalui metode biasa. Sesudah diastereomer-diastereomer ini dipisahkan, kemmudian kita melaksanakan reaksi yang meregenerasi reagen kira itu dan memisahkan enantiomernya.



Komentar

  1. Mengapa entatiomer memiliki sifat akiral yang identik??

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebelumnya saya akan menjelaskan mengenai enantiomer terlebih dahulu yakni sepasang molekul yang bayangan cerminnya tidak dapat ditumpang tindihkan satu dengan yang lain. akiral itu sendiri merupakan senyawa yang tidak memiliki sifat ketanganan. dari enantiomer tadi yakni sepasang molekul yang tidak memiliki sifat ketanganan, atau dapat ditumpang tindihkan dengan bayangan cerminnya.

      Hapus
  2. Mengapa tidak terdapat hubungan yang sederhana antara konfigurasi mutlak suatu enantiomer tertentu dan arah perputaran bidang polarisasi cahaya olehnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entatiomer memiliki sifat kiral yang identik, seperti titik lelelh, titik didih, rapatan, dan berbagai jenis spektrum. Kelarutannya dalam pelarut biasa yang akiral juga identik. Namun, entationer memiliki sifat kiral yang berbeda, salah satunya ialah arah pemutaran cahaya terpolarisasi-bidang (searah atau berlawanan arah jarum jam).

      Meskipun entationer memutar cahaya terpolarisasi-bidang ke arah yang berlawanan, keduanya memiliki rotasi spesifik yang sama besarnya (tetapi dengan arah yang berlawanan), sebab besarnya derajat bukanlah sifat kiral. Hanya arah rotasi yang merupakan sifat kiral.

      Hapus
  3. Berikan contoh tentang konfigurasi mutlak yang dinyatakan dengan konfigurasi R/S ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Contoh konfigurasi mutlak/absolute:
      1. (2R,3S)-2,3 dibromo pentane dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentane
      2. (2R,3S)-2,3 dibromo pentane dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentane

      Hapus
  4. Saya akan menambahkan mengenai Dua substituen yang berdekatan menunjuk ke arah yang sama (atau keluar) adalah syn ,sedangkan yang menunjuk dalam arah yang berlawanan adalah anti.
    Untuk molekul dengan lebih dari satu pusat stereogenik, pasangan harusenansiomerik memiliki konfigurasi yang berlawanan di setiap pusat. Keduahubungan enansiomer ditunjukkan pada Gambar 2.4. Ada empat pasangan lainyang tidak memenuhi persyaratan ini,tetapi struktur masih stereoisomer.
    Molekul yang stereoisomer tetapi tidak enantiomer disebut diastereomer, dan empat darihubungan ini ditunjukkan dalam Gambar 2.4. Molekul yang diastereomer memiliki konstitusi yang sama (konektivitas) tetapi berbeda dalam konfigurasi pada satu atau lebih dari pusat stereogenik. Posisi dua diastereomer yang memilikikonfigurasi yang berbeda disebut epimerik. Sebagai contoh, anti -2R,3R dan syn-2R,3S stereoisomer memiliki konfigurasi yang sama di C (2), tetapi epimerik di C(3). Tidak ada yang unik tentang cara di mana molekul pada Gambar 2.4diposisikan, kecuali penggambaran konvensional diperpanjang rantai horizontal.Sebagai contoh, tiga representasi lain di bawah ini juga menggambarkan anti -2R,3S.

    BalasHapus
  5. Tolong anda jelaskan rumus proyeksi fischer. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emil Fisher mengemukakan rumus proyeksi untyk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus di sekitar atom kiral. Rumus proyeksi ini disebut proyeksi Fischer. Fischer mengembangkan rumus-rumus ini untuk menyatakan molekul gula. Contohnya 2,3-dihidroksipropanal (biasa disebut gliseraldehida) dan 2,3,4-trihidroksibutana (eritrosa). Gliseraldehida mempunyai satu atom karbol kiral (karbon 2), sementara eritrosa mempunyai dua karbon kiral (karbon 2 dan 3).
      Dalam menggambarkan suatu proyeksi Fischer, diandaikan bahwa molekul itu diulur (streched) sepenuhnya dalam bidang kertas dengan semua subtituennya eklips, tanpa mempedulikan konformasi apapun yang disukai. Rumus-rumus eritrosa tersebut di atas menunjukkan konformasi yang digunakan untuj proyeksi Fischer. Menurut perjanjian, gugus karbonil (atau gugus berprioritas tata nama tertinggi) diletakkan pada atau di dekat ujung teratas. Jadi karbon teratas adalah karbon 1. Tiap titik potong garis horizontal dan vertikal menyatakan sebuah atom karbon kiral. Tiap garis horizontal melambangkan suatu ikatan ke arah pembaca, sementara garis vertikal melambangkan ikatan ke belakang menjauhi pembaca.
      Sepasang enantiomer mudah dikenali bila digunakan proyeksi Fischer.

      Hapus
  6. Kenapa polarimeter menggunakan cahaya monoktomatik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam alat Polarimeter, cahaya monokromatik menggunakan sodium lamp (lampu natrium), dimana gas natrium akan menghasilkan lampu warna kuning. Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak sekali. Bidang getar ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus. Cahaya melalui polarisator maka bidang getar polarisator akan diserap atau dipadamkan sehingga cahaya yang dapat melalui polarisator adalah cahaya yang mempunyai bidang getar Polarimeter. Sebaliknya cahaya yang melalui analisator maka bidang getar polarisator akan dipadamkan dan yang tinggal hanyalah cahaya yang mempunyai bidang getar analisator. Cahaya dari sumber berpolarisasi rambang. Tetapi komponen pertamanya adalah polarizer, menghasilkan berkas polarisasi bidang pada ujung lain terdapat suhu polarizer. Analyzer dapat diputar dan sudut putar dibaca dari skala. Jika tidak ada sampel, maka sudut analyzer yang tegak lurus dengan sudut polarizer tidak akan melewatkan cahaya. Jika sampel menyebabkan putaran melalui nol untuk mendapatkan intensitas minimum kembali.

      Hapus
  7. Suatu cicin sikloheksana dapat memiliki banyak bentuk (konformasi). Mengapa demikian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom-atom karbon-karbonnya tertutup (membentuk cincin), sehingga termasuk hidrokarbon siklik.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISOMER HEKSANA DAN SIKLOHEKSANA

TUGAS TERSTRUKTUR Tatap Muka Ke-3 dan Ke-4

TUGAS TERSTRUKTUR PERTEMUAN 6 DAN 7